Senin, 28 September 2020

Proses Booting Pada Komputer

Hallo semua...

Setelah sekian lama vakum, kali ini saya kembali lagi dengan postingan yang akan membahas mengenai cara kerja komputer dari pertama kali dinyalakan sampai dengan dapat digunakan secara normal untuk mengolah data dan hal-hal lainnya. Atau bisa disebut juga dengan proses booting komputer. Booting sendiri secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu cold booting dan warm booting. Cold booting atau booting dingin adalah proses menyalakan komputer dari keadaan mati, sedangkan warm booting atau booting hangat adalah proses menyalakan komputer dimana komputer sudah dalam keadaan hidup sebelumnya.

Gambar 1. Ilustrasi Komputer

Sebelum masuk lebih jauh, mari kita ingatkan lagi komponen-kompone dasar komputer. Sebuah komputer terdiri dari hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), dan brainware (pengguna). Ketiga komponen ini saling berkaitan, jika salah satunya dihilangkan akan mengakibatkan komputer tidak bisa digunakan dengan baik.

Hardware komputer terdiri dari perangkat masukan (mouse, keyboard, scanner, dll), perangkat pemroses (processor), dan perangkat keluaran (speaker, monitor, printer, dll). Kemudian software terdiri dari sistem operasi (windows, linux, macintosh), program utilitas (antivirus, software backup,software recovery, dll), program aplikasi (pengolah kata, pengolah angkat, program multimedia, dll). Sedangkan brainware tidak lain adalah manusia sebagai pengguna komputer.


Gambar 2. Contoh tampilan BIOS


Pada saat akan menggunakan komputer, hal pertama yang dilakukan tentunya adalah menyalakan komputer itu sendiri. Dimulai dengan menekan tombol power, kemudian di layar monitor akan tampil informasi mengenai BIOS. BIOS (Basic Input Output System) merupakan sistem yang ditanam di dalam chip di motherboard yang berfungsi menjalankan Power On Self-Test (POST) dan memberi jalan komunikasi low-level diantara hardware komputer. BIOS ini terintegrasi dengan CMOS yang dilengkapi dengan baterai untuk menjaga agar konfigurasi pada komputer tidak hilang. 


Jika BIOS dalam keadaan normal, maka secara otomatis akan menjalankan POST. POST sendiri berfungsi memeriksa integrasi antara prosesor dengan program itu sendiri. Setelah itu POST akan memeriksa semua hardware yang terhubung dengan komputer seperti monitor, boot device, vga, keyboard, mouse, memory, dan lain-lain. Apabila POST mendeteksi adanya malfungsi pada perangkat yang terhubung di komputer, biasanya komputer akan memberikan informasi seperti bunyi 'beep' atau menampilkan kode pada layar monitor. Solusinya adalah memperbaiki perangkat yang tidak berfungsi dengan baik dengan memperhatikan indikasi yang diberikan komputer. Hal ini akan di bahas di kesempatan berikutnya.


Setelah melalui POST, BIOS selanjutnya akan mencari tahu boot device yang ada untuk menjalankan sistem operasi. Device boot ada banyak macamnya, seperti harddisk, CD/DVD drive, USB drive, bahkan bisa juga melalui network. Dalam sebuah komputer bisa terdiri dari beberapa boot device. Untuk itu perlu dipilih urutan boot device yang diinginkan melalui BIOS. Jika device boot sudah ditemukan, selanjutnya komputer akan memanggil komponen-komponen komputer untuk memulai proses booting. Komputer bisa gagal booting apabila device boot tidak ditemukan atau terjadi kerusakan pada device boot. Kerusakan ini bisa terjadi pada hardware nya ataupun pada sistem operasinya yang corrupt. Jika sampai terjadi kerusakan pada sistem operasi dapat dilakukan recovery atau instal ulang sistem operasinya.


Gambar 2. Tampilan selama proses booting

Ketika semua perangkat komputer sudah siap, selanjutnya prosesor akan memulai untuk menjalankan sistem operasi. Proses dibalik loading sistem operasi ini adalah penyiapan data-data seperti file booting, driver perangkat, startup program, konfigurasi desktop dan lain-lain. Cepat atau lambatnya proses booting ini tergantung pada kemampuan dari komponen komputer itu sendiri seperti teknologi dari device boot nya (harddisk SATA, SSD, dll). Semakin baik teknologi perangkat maka proses booting ini akan berjalan lebih cepat.


Demikian tulisan singkat mengenai proses booting komputer. Dengan penjelasan singkat ini kita dapat belajar memahami proses dibalik booting sebuah komputer. Semoga bermanfaat.

Selasa, 09 Oktober 2012

Cara Mudah Setting AP Repeater (Extension Point)



Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer dapat menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus sama. Dalam praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama. Adapun konfigurasinya sebagai berikut.

  • Setting Access Point pertama sebagai root.
  • Login ke AP dari web browser. Masih ingat caranya bukan ? 
  • Oke kalo lupa gini caranya. Sambungkan AP dengan komputer menggunakan kabel UTP straight. Set ip address komputer seperti gambar berikut.

Selasa, 02 Oktober 2012


Arsitektur Jaringan Wireless BSS dan ESS



Arsitektur infrastruktur dalam WLAN terdiri dari BSS (Based Service Set) dan ESS (Extended Service Set). Konfigurasi BSS minimal terdri dari sebuah Access-Point yang terhubung ke jaringan kabel atau internet. Access-Point ini dikenal juga sebagai managed network. Komunikasi antara dua station, misalnya A dan B, harus dari station A ke Acces-Point dahulu kemudian Access-Point mengulang mengirim data ke B. Untuk membangun suatu jaringan dengan server pada konfigurasi ini, server diletakkan pada Access-Point dan station-station lainnya sebagai client.


Gambar 1. Arsitektur BSS



Setting Jaringan Wireless LAN mode ESS


Extended Service Set (ESS) adalah jaringan yang terbentuk dari dua atau lebih BSS dengan AP. Dalam hal ini antar BSS terdistribusi melalui sistem jaringan, yang biasanya adalah jaringan LAN. Jaringan LAN ini disambungkan ke AP pada setiap BSS. IEEE 802.11 tidak membatasi jenis jaringan yang tersambung ke BSS melalui AP. Terlihat pada gambar di bawah adalah sebuah ESS, yang mana mobile station (laptop dsb) menjadi bagian di dalam BSS. Sedangkan AP tersambung dari sebuah jaringan komputer LAN. Access-Point satu sama lainnya dihubungkan dengan Distributed System (DS). Distributed System (DS) bisa berupa kabel ataupun wireless.


Selasa, 25 September 2012


Perbandingan Wi-Fi, Bluetooth dan Infrared

Saat ini ada banyak sekali produk /device yang menawarkan kemudahan dalam interkoneksi data, tahukah anda kelebihan dan teknologi yang ditawarkan oleh vendor device tersebut ? Konvergensi digital antara dunia computer dengan telekomunikasi saat ini sudah tidak dapat dielakkan lagi, kebutuhan akan pertukaran data dan informasi antara satu perangkat dengan perangkat lain tanpa mengenal jenis perangkat merupakan kebutuhan yang saat ini sedang diminati. 

Saat ini tidak semua perangkat menyediakan perangkat removable storage seperti Compact Flash, Secure Digital, atau MMC. Pada perangkat ini biasa dilakukan perpindahan data antar perangkat misalnya pc ke hp, pc ke PDA, dll. Teknologi selama ini selalu menggunakan media kabel sebagai jembatan untuk menghubungkan device-device tersebut, namun kita tahu dengan kabel berarti mengurangi sifat mobiles dan fleksibilitas, serta tidak efisien. Untuk itu saat ini pada vendor menyediakan device-device dari PDA sampai HP dengan menyediakan interkoneksi wireless, seperti InfraRed, Bluetooth, Wi-Fi, dll dengan memindahkan data tanpa harus mengggunakan media kabel.